Banjir terakhir yang terjadi pada Minggu, 13 April 2025, menunjukkan tingginya kerentanan kawasan tersebut. “Baru hujan satu jam saja, air sudah tergenang setinggi 20 cm hingga mencapai lutut orang dewasa. Bukan hanya jalan yang terendam, tapi air juga masuk ke rumah-rumah warga,” kata Ryan, Minggu (13/4).
Ia menuding banyaknya pembangunan perumahan dan klaster di Kecamatan Curug menjadi penyebab utama. Menurutnya, proyek-proyek tersebut diduga kuat tidak mengantongi izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) maupun standar peil banjir.
“Pembangunan terus berjalan, tapi dampaknya ke masyarakat sekitar tidak diperhatikan. Ini yang membuat banjir makin parah setiap tahunnya,” jelasnya.
Ryan juga mengkritik para anggota DPRD Kabupaten Tangerang yang dinilai tidak menepati janji kepada masyarakat. “Waktu kampanye, janji manis. Tapi setelah duduk di kursi dewan, mana buktinya? Suara warga jangan cuma dimanfaatkan saat pemilu,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut nama-nama pengembang besar seperti Lippo Group, Aryana, dan Paramount yang terus melakukan ekspansi pembangunan di wilayah Curug. Ryan mendesak Bupati Tangerang yang baru untuk segera mengambil langkah konkret.
“Kami mendesak pemerintah daerah segera turun tangan. Tindak tegas pengembang yang melanggar aturan. Masyarakat tidak bisa terus jadi korban,” tandasnya.
Ryan berharap seluruh elemen, baik pemerintah, DPRD, maupun masyarakat, dapat bersinergi mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan banjir di wilayah tersebut.
(Red/Kjk)
0 Komentar